KOMPOSISI
TUBUH
No
|
Nama
|
NPM
|
1.
|
Purwanta
|
115160001
|
2.
|
Amara Mahda
|
115160009
|
3.
|
Efraim Maykel
Hagana Ginting
|
115160011
|
4.
|
Meida Rizki Pujiyati
|
115160019
|
5.
|
Rio Adi Pangestu
|
115160024
|
6.
|
Dixie Bramantya Sebastian
|
115160025
|
7.
|
Abdul Salam
|
115160027
|
8.
|
Sava
Sintya Larasati
|
115160028
|
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” YOGYAKARTA
TAHUN 2016
PENDAHULUAN
Bisa
dikatakan sehat itu mahal. Kesehatan sangat diperlukan untuk setiap makhluk
hidup agar bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Untuk menjaga
kesehatan diperlukan adanya usaha seperti mengatur pola makan, manajemen
pergerakan tubuh dalam beraktivitas dan yang paling utama adalah olahraga.
Olahraga adalah aktivitas penunjang untuk membuat tubuh tetap bugar dan sehat.
Maka dari itu, perlu adanya olahraga yang teratur. Dalam melakukan olahraga,
pelatihannyapun harus sesuai dengan kondisi tubuh seseorang. Masing-masing
indivuidu memiliki ketahanan dan kondisi tubuh yang berbeda pula.
Dalam melakukan kegiatan
pelatihan olahraga harus memenuhi adanya aturan-aturan agar olahraga yang kita
lakukan tetap memiliki hasil yang bermanfaat. Aturan-aturan seperti itu salah
satunya adalah dengan adanya komponen-komponen olahraga atau komponen kebugaran
jasmani. Komponen tersebut seperti ; kekuatan, daya tahan, daya otot,
kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan
komposisi tubuh. Komposisi tubuh sangat mempengaruhi intensitas olahraga yang
akan dilakukan seseorang tersebut. Dari hal itu, dalam tulisan ini akan dibahas
mengenai komponen kebugaran jasmani yaitu komposisi tubuh.
PEMBAHASAN
Komposisi tubuh adalah jumlah
dari seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh manusia terdiri dari massa
jaringan bebas lemak (lean mass body) dan jaringan lemak atau adiposa. Jaringan bebas lemak terdiri
dari jaringan otot, tulang, dan cairan ekstraselular (CES). Karakteristik komposisi
tubuh dapat diketahui dengan melakukan pengukuran.
Komposisi tubuh manusia akan
berubah seiring dengan pertambahan usianya yang dimulai sejak embrio sampai
dengan dewasa. Kecepatan pertumbuhan tubuh atau meningkatnya berat badan sangat
berpengaruh terhadap proporsi komposisi tubuh manusia. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi berat badan adalah gaya hidup. Komposisi tubuh pun akan mengalami
perubahan akibat penurunan atau peningkatan asupan energi, aktivitas fisik,
proses menua, atau perubahan-perubahan patologis yang disebabkan oleh suatu
penyakit. Biasanya jaringan-jaringan yang tidak aktif lagi seperti otot,
kelenjar-kelenjar dalam tubuh seperti timus dan mammae nantinya
akan tergantikan oleh lemak. Setelah seseorang berusia 30 tahun, presentase lemaknya
akan meningkat 2% dari berat badan per 10 tahunnya. Perubahan yang
signifikan ini tentu saja akan berpengaruh pada masalah kesehatan lansia
seperti penyakit kronis, sindrom geriatrik (mobility impairment, jatuh,
dan fungsi organ-organ yang menurun).
Pada umumnya komposisi tubuh
manusia terdiri dari 50-60% air, 40% bahan kering. Bahan kering ini terbagi
lagi menjadi mineral 15%, karbohidrat yang kurang dari 5%, dan lemak 40%.
Pada usia 70 tahun, lansia sudah kehilangan 40% lean body
mass atau massa bebas lemak mereka dibandingakn dengan ketika mereka
muda. Individu yang berusia 70 tahun juga mengalami penurunan total air tubuh
dan massa tulang. Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh merupakan salah satu
hal yang harus diwaspadai pada lansia.
Lemak tubuh ini terdiri dari jaringan adipose, lemak subkutan, dan lemak
visceral. Lemak merupakan jaringan terbesar penyusun komposisi tubuh yaitu
sebesar 10% -20% pada pria dan 20%-30% pada wanita. Sisanya adalah protein dan karbohidrat dalam
otot-otot serta mineral yang membentuk tulang. Lemak tubuh disimpan dalam dua
jenis yaitu untuk lemak esensial dan lemak untuk cadangan. Lemak esensial ini
diperlukan untuk fungsi fisiologis normal seperti yang terdapat pada kelenjar
susu, system saraf pusat, dan pada sumsum tulang belakang. Presentase lemak
tubuh adalah presentase massa lemak tubuh terhadap berat badan. Lemak visceral
adalah lemak di bagian dalam tubuh yang melindungi organ-organ dalam yang vital
dan terdapat pada abdomen. Biasanya batang tubuh yang besar digambarkan dalam
jumlah lemak visceral yang besar pula selain juga berhubungan dengan tinggi
badan. Distribusi lemak lansia biasanya berupa lemak subkutan yang dideposit di
bawah batang tubuh. Jaringan lemak visceral di abdominal meningkat rata-rata
61% pada pria dan 66% pada wanita berusia 20-39 tahun dibandingakan dengan
lansia di atas 60 tahun.
Tabel Perbandingan Komposisi
Tubuh pada Dewasa Muda dan Lansia
Komponen
|
Usia 20-25 tahun
|
Usia 70-75 tahun
|
Protein
|
19%
|
12%
|
Air
|
61%
|
53%
|
Mineral
|
6%
|
5%
|
Lemak
|
14%
|
30%
|
Tabel Perubahan Komposisi Tubuh akibat Penuaan
Bagian Tubuh
|
Perubahan yang Terjadi
|
Tulang
|
·
Penurunan total kalsium
tubuh
·
Penurunan densitas tulang
·
Meningkatnya kekeroposan
tulang
|
Otot
|
·
Menurunnya total kalium
tubuh
·
Menurunnya cairan tubuh
·
Menurunnya massa otot
·
Menurunnya presentase massa
tubuh
·
Menurunnya kualitas otot
·
Meningkatnya volume jaringan
ikat
·
Menurunnya total nitrogen
dan protein tubuh.
|
Lemak
|
·
Meningkatnya total lemak
tubuh
·
Meningkatnya presentase
massa tubuh
·
Meningkatnya deposit lemak
di sentral dan visceral.
|
PENUTUP
Jadi, komposisi tubuh
sangat mempengaruhu intensitas pelatihan kebugaran jasmani, karena komposos
tersebut akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu. Selainitu,
komposisi tubuh dapat berubah karena adanya beberapa faktor lain.
Sumber : Fatmah. 2010. Gizi Lanjut Usia. Jakarta: Penerbit Erlangga.