WIDYA MWAT YASA
Memupuk Semangat Berprestasi
MEIDA RISKI PUJIYATI
115160019
TEKNIK GEOFISIKA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” YOGYAKARTA
Jl.
SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur, Yogyakarta 55283
2016
PENDAHULUAN
Mengapa
ada orang-orang yang mempunyai energi yang begitu besar untuk meraih sesuatu?
Mengapa ada orang yang penuh gairah dalam menghadapi tantangan? Mengapa ada
orang yang sangat ingin berprestasi? Terlepas dari apa motivasi seseorang itu
meraih prestasi, mereka selalu mempunyai kesamaan, yaitu, mempunyai energi yang
melimpah, berani menghadapi tantangan dan ambisi besar untuk diwujudkan.
Sebaliknya, mengapa ada orang yang
terlihat begitu malas dengan hidupnya? Tidak memiliki hasrat dan semangat
berprestasi, tidak ada tujuan hidup serta hidupnya hanya diisi dengan kegiatan
yang tidak berguna dan membosankan.
Terlepas dari hal tersebut, prestasi adalah hasil
yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi dapat
dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual,
emosional,
dan spiritual,
serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter
orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif
dan kreatif,
pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter
tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja
keras.
Prestasi akan sangat berpengaruh
dalam menjalani kehidupan setiap orang. Dengan prestasi, setiap orang akan
memiliki kebanggan, kulitas dan kuantitas, serta pengalaman dalam nenyongsong
hidupnya. Dikarenkan pentingnya prestasi dalam kehidupan sehari hari, dalam
diri setiap orang harus ditumbuhkan semangat berprestasi dengan cara memupuk
semangat berprestasi.
PEMBAHASAN
A. Isu Isu tentang Semangat
Berprestasi
Setiap
orang, satu dengan yang lainnya, memiliki motivasi dan semangat yang tidak
sama. Seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena
diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Yang lain mau belajar
sungguh-sungguh dengan syarat dibelikan handphone terbaru. Hal ini biasanya
bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Lain halnya dengan
mahasiswa, semangat untuk berprestasi harus muncul dari diri sendiri. Terkadang
ada tuntutan orangtua ataupun orang lain sehingga untuk memupuk semangat
berprestasi sangatlah sulit. Berbeda lagi dengan seseorang yang ingin mencapai
tujuan hidupnya, motivasi dan semangat berprestasinyapun tinggi. Dalam konteks
ini, mahasiswa diharuskan memiliki semangat berprestasi dari dalam diri sendiri
karena kita sebagai mahasiswa dituntut mandiri dan berltih untuk menjalani
kehidupan yang sebenarnya. Tanpa adanya prestasi yang kita raih, kita akan
sulit bersaing dalam mengarungi kehidupan dan akan sulit mendapatkan apa yang
kita inginkan. Misalnya, ketika kita ingin mendapatkan suatu pekerjaan, tanpa
prestasi kita akan kalah dengan orang yang memiliki prestasi lebih dibanding
kita. Contoh lain, saat kita akan masuk perguruan tinggi, ana- anak yang
memiliki prestasi lebih diprioritaskan masuk dibanding anak-anaktanpa ada
prestasi.
Sesungguhnya
jiwa semangat berprestasi tidak akan terbentuk apabila seseorang tidak
mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat berprestasi bagi
dirinya. Memupukkan semangat berprestasi bagi beberapa orang mungkin menjadi
kendala tersendiri. Ia seperti motor mogok yang bisa berjalan setelah ada yang
mendorong.
B. Tujuan Memupuk Semangat Berprestasi
Tujuan memupuk semangat berprestasi yang
utama adalah untuk mencapai cita-cita. Tetapi tujuan berprestasi sebenarnya
lebih komleks, seperti :
1. Untuk
mencapai kesuksesan.
2. Dengan
tercpainya kesuksesan, kita dapat membahagiakan orang tua.
3. Agar
kualitas hidup lebih baik.
4. Mampu
bersaing.
5. Memiliki
inisiatif yang baik.
6. Dapat
berpikir kreatif.
7. Berorientasi
pada masa depan.
8. Berorientasi
pada keberhasilan.
C. Usaha Untuk Mencapai Tujuan
a. Menyusun tujuan, target, dan jadwal pencapaian. Susunlah
gambaran besar yang ingin diraih di masa depan. Buatlah sesulit mungkin, namun
percayalah kita bisa mencapainya. Lalu kembangkan ke dalam target-target jangka
pendek, serta tentukan waktu kapan kita akan meraihnya. Perjalanan sejauh
ribuan kilometer dicapai dengan selangkah demi selangkah.
b. Susunlah
target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu,
2 atau 3 poin seminggu.
c. Belajar
menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih
ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara,
berdialog, dan bertindak.
d. Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir,
perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan.
e. Perkaya
motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya
penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik
(dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang
terdekat juga dapat dimanfaatkan.
D. Hambatan dalam Memupuk Semangat
Berpretasi
a. Ingin
seperti orang lain, dalam arti ingin keberuntungan dan kesuksesannya dapat
seperti orang lain yang orang tersebut sudah meraihnya. Sebenarnya hal itu
sulit dilakukan karena untuk bisa menjadi seperti orang lain kita harus merubah
banyak hal dan meniru cara hidup orang tersebut.
b. Malas,
merupakan sifat alami manusia yang sering kita temukan di era sekarang ini.
Berawal dari malas, semua apa yang akan kita lakukan hanya akan menjadi angan
saja. Malas juga membuat waktu kita terbuang sia sia.
c. Memaksakan
keadaan, hal ini berhubungan dengan suatu tuntutan yang kadang tidak kita
sukai. Misalnya tuntutan orang tua, kita tidak menyukai tuntutan tersebut,
tetapi demi menunjukkan kebaktian kita terhadap orangtua kita harus terpaksa
menjalankan tuntutan tersebut.
d. Apatis terhadap peluang yang muncul, kurangnya sikap
kepedulian kita hanya dapat membuat kita tersingkir terhadap peluang-peluang
yang ada.
e. Pesimistis,
sikap pesimis membuat semangat kita mengendur dan akhirnya mundur dari apa yang
kita targetkan.
f. Berheti
berusaha setelah mendapatkan kegagalan.
g. Salah
bergaul, pergaulan dalam kehidupan sehari hari akan sangat mempengaruhi gaya
hidup dan cara berpikir kita. Sehingga ketika kita dalam lingkungan yang tidak
tepat, untuk memupuk semngat berprestasi menjadi sulit.
h. Kurangnya
dukungan dari berbagai pihak (kurangnya motivasi).
E. Mengatasi Hambatan
a. Jadilah
diri sendiri
Jika ambisi kita
berprestasi adalah untuk “mengalahkan orang lain”, kita akan segera kehabisan
energi positif dalam belajar. Dorongan yang muncul lebih banyak bersifat
negatif yang dapat mengganggu kejernihan pikiran. Jangan bandingkan diri kita
dengan orang lain. Kenali saja siapa diri kita, dan jadilah diri sendiri.
b. Belajar terus, dan berusaha mempunyai keahlian
khusus
Jangan
berhenti belajar, namun tak perlu mempelajari semuanya. Kenali apa kekuatan
kita untuk menjadi seorang ahli agar kita mampu menuntaskan pekerjaan dengan
hasil yang baik.
c. Melakukan apa yang kita sukai
Lakukan apa yang kita
cintai. Ini akan menumbuhkan semangat dan kesenangan dalam setiap pekerjaan.
Kita akan temukan bahwa keberhasilan bukan sesuatu yang ada di depan sana, namun
berjalan seiring dengan apa yang kita kerjakan.
d. Jangan menyia-nyiakan peluang
Jangan terlalu banyak
memikirkan masalah uang atau penghasilan yang kita peroleh. Jauh lebih penting
kita memperoleh tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan kita. Lalu
bersungguh-sungguh mengerjakan nya. Pikirkan bagaimana kita bisa memperbaiki
keadaan yang ada dalam tanggung jawab kita. Seringkali keberhasilan besar
bersembunyi di balik sebuah peluang yang kelihatannya sepele.
e. Temukan kegembiraan dalam setiap
langkah
Temukan kegembiraan
yang sama di setiap langkah kita. Jika kita tak menemukannya, mungkin kita
berada di jalan yang keliru. Segera renungkan kembali apa yang ingin diraih.
f. Berbagi atas keberhasilan yang bisa
diraih
Bagilah dengan orang
lain. Berbagi kegembiraan justru melipatgandakan kegembiraan kita. Ucapan
selamat yang diberikan orang lain pada kita sangat efektif untuk memompa
semangat kita meraih yang lebih baik lagi.
g. Tidak bersedih atas kegagalan
Satu hal yang sangat
meruntuhkan semangat adalah kegagalan. Namun, mereka yang memiliki keinginan
berprestasi yang tinggi, kegagalan justru memacu mereka untuk belajar dan
berusaha lebih baik lagi. Terimalah kegagalan sebagaimana adanya. Berlatih
terus dan coba lagi. Keberhasilan selalu didahului oleh kegagalan. Itu mengapa
orang bijak mengatakan, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
h. Belajarlah apa saja
i. Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan
internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah
satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi
diri.
j. Pilihlah teman bergaul yang tepat
Bergaul dengan
orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar
belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan
baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang
pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang
mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan
atas sebuah prestasi.
Kebiasaan dan semangat
mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman
dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan
tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika
bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak
wangi.
k. Temukan motivator atau penyemangat
Kadangkala, seseorang
butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya:
teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan
PENUTUP
A. Hasil yang Diharapkan
Dari adanya usaha yang dilakukan unruk memupuk
semnagt berprestasi, diharapkan kita dapat memotivasi diri agar semangat berprestasi
meningkat. Dengan hal tersebut, untuk mencapai tujuan hidup terutama cita-cita
kita akan mendapat jalan yang lebih mudah. Selain itu, mmupuk semangat
berprestasi diharapkan menjadi tombak awal kesuksesan yang besar dan menjadi
benih dari kualitas hidup kita yang lebih baik.
B.
Kesimpulan
Dari
uraian tulisan ini dapat disimpulkan bahwa memupuk semngat berprestasi itu
tidaklah mudah, banyak aspek yang dapat mempengaruhinya. Ada juga penghambat
yang datang dari dalam diri sendiri, lingkungan dan orang lain. Tetapi, dari
hambatan-hambatan yang ada, sebenarnya dapat mudah diatasi dengan beberapa cara
yang bisa kita kenali dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar