WELCOME

GOOD LIVE, GOOD FUTURE

Kamis, 19 Januari 2017

Memupuk Semangat Berprestasi


WIDYA MWAT YASA
Memupuk Semangat Berprestasi




MEIDA RISKI PUJIYATI
115160019






TEKNIK GEOFISIKA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur, Yogyakarta 55283
2016


PENDAHULUAN
            Mengapa ada orang-orang yang mempunyai energi yang begitu besar untuk meraih sesuatu? Mengapa ada orang yang penuh gairah dalam menghadapi tantangan? Mengapa ada orang yang sangat ingin berprestasi? Terlepas dari apa motivasi seseorang itu meraih prestasi, mereka selalu mempunyai kesamaan, yaitu, mempunyai energi yang melimpah, berani menghadapi tantangan dan ambisi besar untuk diwujudkan.
            Sebaliknya, mengapa ada orang yang terlihat begitu malas dengan hidupnya? Tidak memiliki hasrat dan semangat berprestasi, tidak ada tujuan hidup serta hidupnya hanya diisi dengan kegiatan yang tidak berguna dan membosankan.
            Terlepas dari hal tersebut, prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.
            Prestasi akan sangat berpengaruh dalam menjalani kehidupan setiap orang. Dengan prestasi, setiap orang akan memiliki kebanggan, kulitas dan kuantitas, serta pengalaman dalam nenyongsong hidupnya. Dikarenkan pentingnya prestasi dalam kehidupan sehari hari, dalam diri setiap orang harus ditumbuhkan semangat berprestasi dengan cara memupuk semangat berprestasi.


PEMBAHASAN
A.    Isu Isu tentang Semangat Berprestasi
Setiap orang, satu dengan yang lainnya, memiliki motivasi dan semangat yang tidak sama. Seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Yang lain mau belajar sungguh-sungguh dengan syarat dibelikan handphone terbaru. Hal ini biasanya bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Lain halnya dengan mahasiswa, semangat untuk berprestasi harus muncul dari diri sendiri. Terkadang ada tuntutan orangtua ataupun orang lain sehingga untuk memupuk semangat berprestasi sangatlah sulit. Berbeda lagi dengan seseorang yang ingin mencapai tujuan hidupnya, motivasi dan semangat berprestasinyapun tinggi. Dalam konteks ini, mahasiswa diharuskan memiliki semangat berprestasi dari dalam diri sendiri karena kita sebagai mahasiswa dituntut mandiri dan berltih untuk menjalani kehidupan yang sebenarnya. Tanpa adanya prestasi yang kita raih, kita akan sulit bersaing dalam mengarungi kehidupan dan akan sulit mendapatkan apa yang kita inginkan. Misalnya, ketika kita ingin mendapatkan suatu pekerjaan, tanpa prestasi kita akan kalah dengan orang yang memiliki prestasi lebih dibanding kita. Contoh lain, saat kita akan masuk perguruan tinggi, ana- anak yang memiliki prestasi lebih diprioritaskan masuk dibanding anak-anaktanpa ada prestasi.
Sesungguhnya jiwa semangat berprestasi tidak akan terbentuk apabila seseorang tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat berprestasi bagi dirinya. Memupukkan semangat berprestasi bagi beberapa orang mungkin menjadi kendala tersendiri. Ia seperti motor mogok yang bisa berjalan setelah ada yang mendorong.

B.     Tujuan Memupuk Semangat Berprestasi
Tujuan memupuk semangat berprestasi yang utama adalah untuk mencapai cita-cita. Tetapi tujuan berprestasi sebenarnya lebih komleks, seperti :
1.      Untuk mencapai kesuksesan.
2.      Dengan tercpainya kesuksesan, kita dapat membahagiakan orang tua.
3.      Agar kualitas hidup lebih baik.
4.      Mampu bersaing.
5.      Memiliki inisiatif yang baik.
6.      Dapat berpikir kreatif.
7.      Berorientasi pada masa depan.
8.      Berorientasi pada keberhasilan.
9.      Berani mengambil atau menghadapi risiko.
10.  Rasa tanggung jawab yang besar.
11.  Menerima dan menggunakan kritik sebagai umpan balik.
12.  Memiliki sikap kreatif, dan inovatif, serta mampu memanajemen waktu dengan baik.

C.    Usaha Untuk Mencapai Tujuan
a.    Menyusun tujuan, target, dan jadwal pencapaian. Susunlah gambaran besar yang ingin diraih di masa depan. Buatlah sesulit mungkin, namun percayalah kita bisa mencapainya. Lalu kembangkan ke dalam target-target jangka pendek, serta tentukan waktu kapan kita akan meraihnya. Perjalanan sejauh ribuan kilometer dicapai dengan selangkah demi selangkah.
b.    Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu.
c.    Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak.
d.   Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan.
e.    Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan.


D.    Hambatan dalam Memupuk Semangat Berpretasi
a.       Ingin seperti orang lain, dalam arti ingin keberuntungan dan kesuksesannya dapat seperti orang lain yang orang tersebut sudah meraihnya. Sebenarnya hal itu sulit dilakukan karena untuk bisa menjadi seperti orang lain kita harus merubah banyak hal dan meniru cara hidup orang tersebut.
b.      Malas, merupakan sifat alami manusia yang sering kita temukan di era sekarang ini. Berawal dari malas, semua apa yang akan kita lakukan hanya akan menjadi angan saja. Malas juga membuat waktu kita terbuang sia sia.
c.       Memaksakan keadaan, hal ini berhubungan dengan suatu tuntutan yang kadang tidak kita sukai. Misalnya tuntutan orang tua, kita tidak menyukai tuntutan tersebut, tetapi demi menunjukkan kebaktian kita terhadap orangtua kita harus terpaksa menjalankan tuntutan tersebut.
d.      Apatis  terhadap peluang yang muncul, kurangnya sikap kepedulian kita hanya dapat membuat kita tersingkir terhadap peluang-peluang yang ada.
e.       Pesimistis, sikap pesimis membuat semangat kita mengendur dan akhirnya mundur dari apa yang kita targetkan.
f.       Berheti berusaha setelah mendapatkan kegagalan.
g.      Salah bergaul, pergaulan dalam kehidupan sehari hari akan sangat mempengaruhi gaya hidup dan cara berpikir kita. Sehingga ketika kita dalam lingkungan yang tidak tepat, untuk memupuk semngat berprestasi menjadi sulit.
h.      Kurangnya dukungan dari berbagai pihak (kurangnya motivasi).

E.     Mengatasi Hambatan
a.    Jadilah diri sendiri
Jika ambisi kita berprestasi adalah untuk “mengalahkan orang lain”, kita akan segera kehabisan energi positif dalam belajar. Dorongan yang muncul lebih banyak bersifat negatif yang dapat mengganggu kejernihan pikiran. Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain. Kenali saja siapa diri kita, dan jadilah diri sendiri.
b.    Belajar terus, dan berusaha mempunyai keahlian khusus
Jangan berhenti belajar, namun tak perlu mempelajari semuanya. Kenali apa kekuatan kita untuk menjadi seorang ahli agar kita mampu menuntaskan pekerjaan dengan hasil yang baik.
c.    Melakukan apa yang kita sukai
Lakukan apa yang kita cintai. Ini akan menumbuhkan semangat dan kesenangan dalam setiap pekerjaan. Kita akan temukan bahwa keberhasilan bukan sesuatu yang ada di depan sana, namun berjalan seiring dengan apa yang kita kerjakan.
d.   Jangan menyia-nyiakan peluang
Jangan terlalu banyak memikirkan masalah uang atau penghasilan yang kita peroleh. Jauh lebih penting kita memperoleh tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan kita. Lalu bersungguh-sungguh mengerjakan nya. Pikirkan bagaimana kita bisa memperbaiki keadaan yang ada dalam tanggung jawab kita. Seringkali keberhasilan besar bersembunyi di balik sebuah peluang yang kelihatannya sepele.
e.    Temukan kegembiraan dalam setiap langkah
Temukan kegembiraan yang sama di setiap langkah kita. Jika kita tak menemukannya, mungkin kita berada di jalan yang keliru. Segera renungkan kembali apa yang ingin diraih.
f.     Berbagi atas keberhasilan yang bisa diraih
Bagilah dengan orang lain. Berbagi kegembiraan justru melipatgandakan kegembiraan kita. Ucapan selamat yang diberikan orang lain pada kita sangat efektif untuk memompa semangat kita meraih yang lebih baik lagi.
g.    Tidak bersedih atas kegagalan
Satu hal yang sangat meruntuhkan semangat adalah kegagalan. Namun, mereka yang memiliki keinginan berprestasi yang tinggi, kegagalan justru memacu mereka untuk belajar dan berusaha lebih baik lagi. Terimalah kegagalan sebagaimana adanya. Berlatih terus dan coba lagi. Keberhasilan selalu didahului oleh kegagalan. Itu mengapa orang bijak mengatakan, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
h.    Belajarlah apa saja
i.      Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.
j.      Pilihlah teman bergaul yang tepat
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah prestasi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
k.    Temukan motivator atau penyemangat
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan


PENUTUP
A.    Hasil yang Diharapkan
Dari adanya usaha yang dilakukan unruk memupuk semnagt berprestasi, diharapkan kita dapat memotivasi diri agar semangat berprestasi meningkat. Dengan hal tersebut, untuk mencapai tujuan hidup terutama cita-cita kita akan mendapat jalan yang lebih mudah. Selain itu, mmupuk semangat berprestasi diharapkan menjadi tombak awal kesuksesan yang besar dan menjadi benih dari kualitas hidup kita yang lebih baik.

B.     Kesimpulan
Dari uraian tulisan ini dapat disimpulkan bahwa memupuk semngat berprestasi itu tidaklah mudah, banyak aspek yang dapat mempengaruhinya. Ada juga penghambat yang datang dari dalam diri sendiri, lingkungan dan orang lain. Tetapi, dari hambatan-hambatan yang ada, sebenarnya dapat mudah diatasi dengan beberapa cara yang bisa kita kenali dengan mudah.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar